Kekompakan, Itu
Senjata Kami!
BABAK 1
Di
sebuah kelas yang terletak di sudut sekolah, terdengar suara ribut dari
beberapa orang siswa. Kelas itu terlihat begitu kotor dan suram. Berbeda dari
kelas-kelas lainnya. Namun, di dinding kelas itu terlihat banyak sekali
pajangan peraturan yang terbuat dari kayu. Selain itu, terdapat juga
kalimat-kalimat motivasi yang dipajang dengan berbagai hiasan. Di
tulisan-tulisan itu terdapat nama-nama pembuatnya. Tetapi, pajangan itu kini
terlihat usang. Bahkan ada yang perekatnya sudah lepas. Salah satunya adalah pajangan
yang berisikan kalimat “Kekompakan adalah senjata kami” itu, kini hampir tidak
dapat dibaca lagi. Semuanya sekarang telah berubah, bahkan tidak berarti sama
sekali. Tapi perubahan itu pasti akan ada, saat semua menginginkannya.
Fera :
Hem.. (menatap tajam ke arah vina) Di kelas ini, peraturan yang udah disepakati
bersama
maunya ditaati dong!
Alfon : Ada pa Fer? Baru pagi-pagi kamu bising
banget sih!
Fera : Gimana aku gak bising. Tiap pagi selalu
aja ada yang terlambat datang, trus nggak nyapu
lagi. Langsung masuk dan santai
duduk di kelas, tanpa rasa tanggungjawab!
Vina : Eh! Kamu bicara’in aku ya?! (menunjuk ke
arah Fera)
Fera : Siapa lagi kalau bukan kamu sih, Nona
Lelet! Tolong ya, kamu mikir sedikit bisa kan? Di
kelas ini cuman kamu yang paling
sering telat. Trus, siapa yang gak pernah nyapu satu
bulan ini? Ya pasti kamu kan?
Vina : Jadi
kamu iri karena aku gak pernah nyapu di kelas? Memangnya kamu yang paling capek
di kelas buat bersihin kelas ya?
Fera :
Tolong ya?! Kalo ngomong yang masuk akal aja!
Panca : Aduh... Baru pagi-pagi udah ada yang buat
gak nyaman nih!
Alfon : Hem.. Jangan marah-marah lagi dong....
(Nyanyi : Lagu Project Pop Jangan Marah2,
dinyanyikn oleh beberapa org dgn gerakan)
Vina
:(melipat kedua tangannya) Alfon, siapa yang lagi marah? Kalau gak tau
apa2, tutup aja mulutmu ya.
Eko : Hem.. Makanya jangan terlalu
banyak ngomong tau! Dasar sok tahu!
Alfon : Loh, kok kamu jadi ikut2an
ngomentari aku sih? Memangnya aku udah nyebut namamu ya? (memandang Eko dengan
penuh amarah)
Vina : Kalian bisa diam gak sih?!
(memandang ke arah Fera) Eh Fera! Sebelum ngomong itu kamu bisa mikir dulu ya? Kamu ketua kelas ya?
Bukan kan? Jadi, gak usah sok ngatur deh! Ketua kelasnya aja gak ribut, tapi
kamu kok malah ngomong yang gak jelas!
Fera :Apa? (mendekat ke meja Vina) Gak jelas?!
Kamu tuli ya? Kamu kira yang lain rela kalau
cuma kamu yang gak pernah nyapu di
kelas?
Mei : Aku biasa aja tuh! (dengan wajah
mengancam)
Vina :(Mendekatkan wajahnya ke wajah Fera) Tuh!
Kamu dengar kan? Teman-teman aja ngerti
gimana keadaanku!
Fera :Dasar kamu ya....!( terhenti sambil
menoleh ke arah pintu kelas)
Panca :Eh, eh! Itu ibu! (menjerit dengan gayanya)
Fera :Huh! Dasar gak tau diri! (dengan suara
diperkecil dan menuju ke mejanya)
Ibu
Merry : Ribut sekali kalian! Apa kalian tidak tahu kalau ada guru yang mengajar
di sebelah?
Kalian ini memang sulit
sekali diatur sekarang, ya? Sudah naik tingkat, semakin tidak
bisa diajar! Sekarang kita
ulangan, kan? Tutup buku kalian, dan
atur mejanya dengan rapi.
Siswa/i : Baik, bu!
BABAK 2
Keesokan
harinya, anak-anak pun kembali di kelas untuk menerima pelajaran yang telah
dijadwalkan. Ibu Merry pun memasuki
kelas sambil membawa secarik kertas.
Ibu Merry : slamat pagi anak-anak.
Murid2 : pagi bu. .
Ibu
Merry : Ibu punya berita baik buat kalian, di sekolah kita
akan dilaksanakan Pentas Seni.Untuk itu kelas kita diwajib kan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Wini : Bu kami satu kelas ikut semua
y?
Ibu
Merry : Sayangnya tidak, hanya
beberapa siswa/i yang terpilih yang akan tampil di
Pentas
Seni itu. Untuk itu Ibu akan memilih 10 orang dari kelas ini, tentunya yang
Miss pilih adalah siswa yang memang berbakat dalam Bidang ini. Baiklah
sekarang, Siapa yang tertarik, silahkan maju kedepan kelas supaya Ibu dapat
menilainya.
Yolan
: Saya mau mencoba Bu (maju
ke depan kelas kemudian mulai menyanyikan sebuah
lagu dgan suara yang merdu). (setelah selesai
bernyanyi ia kembali ke tempat
duduknya)
Ibu Merry : Bagus Yolan. (tersenyum bangga). Siapa
lagi yang ingin maju?
Vina :Saya Bu, (maju ke depan kelas
kemudian mulai menampilkan beberapa
gerakan dance yang menarik).
Charis :Saya juga bu (mulai memetik gitar
dengan melodi yg Indah)
Ibu
merry :Wahh, Bagus sekali
Vina,Charis. Apa masih ada yang ingin maju kedepan?
Triyanis :(sambil malu2) Saya Bu, (maju ke
depan kelas, kemudian Ia mulai bernyanyi.
Tapi ternyata penampilan yang ia berikan
sangat hancur sehingga nyanyian
nya terhenti di pertengahan lagu),
Alex Dkk : Hhuuuu. :P
Ibu merry : Alex apa yang kamu ejek? Belum tentu kan
kamu bisa seperti Astry. Baiklah
Triyanis , silahkan
kembali ke tempat duduk mu.
Triyanis : iya Bu. (sambil menunduk malu kembali ketempat nya)
Miss Merry : Hmm baiklah ibu skarang akan memilih siapa saja yang akan
tampil di pentas seni
dan buat yang tidak terpilih jangan merasa
kecewa ataupun berkecil hati suatu saat
kalian juga pasti akan mendapat kesempatan
untuk tampil. Nah yang terpilih
adalah Yolan, Mei, Vina, Alex, Charis z,
Karis w, Panca, Wini,
Eko,
dan Putra. Baiklah siswa/i yang sudah
terpilih untuk pentas seni, nanti kita akan
latihan sepulang sekolah. Ok, demikian untuk
hari ini, s’lamat siang anak2.
(ketika miss Merry sudah keluar ruangan kelas, anak2
mulai berbincang2 mengenai pentas seni itu.)
Mei :ehhemm,
yang sabar y. (sambil menatap Moman dkk dengan tatapan sombong)
tahun depan pasti
kalian bisa terpilih. Maksud q tahun depan kalau dah kiamat ye
keles. .
Nensi :kalau
dah kiamat kan semuanya hancur, berarti gak bisa tampil lagi, iya kn?
Putra :Hahahaa :D yaiyalah
duhhh lola banget. (Vina dkk, tertawa keras).
Purnawati :(sambil memukul meja) heh! Kalian
jangan asal ngomong aja y! Kami juga bisa kok. Tapi, bukan sekarang
waktunya.
Mei
:What? Sorry q gk salah dengar kn? Kalian
jangan terlalu banyak berharap deh. Yang kayak gituan mana ada. Bukan waktunya?
Trus kapan?
Yolan :Udah guys, yang kayak Gini gk usah
diladenin. Mending kita pergi tukar pakaian, bentar lg kan
kita ada latihan. Yukkk!
Mei :
Iya juga ya.. Lebih baik aku nggak usah buang2 tenaga buat ngomongin hal-hal
yang gak jelas kayak gini! (sambil
memandang sinis Purna dan pergi keluar kelas)
Purna :
Hem.. Dia itu mikir atau nggak sih? Ngomong gak masuk akal kayak gitu..
Sulastri : Udah, jangan dipikirin lagi. Kita
lebih baik pulang trus ngerjain tugas kelompok kita. ( sambil membereskan buku)
Purna : Iya..
Babak 3
Hari-hari
pun berlalu dengan cepat, latihan ekstra pun dilalui oleh anak-anak yang
terpilih untuk ikut dalam pertunjukkan itu. Mereka berlatih terus-menerus,
hingga diantara mereka ada yang menjadi sakit. Hal ini membuat mereka menjadi
gelisah. Dalam hati mereka, mereka berharap menemukan cara untuk mendapat
penggantinya. Pagi itu, anak-anak itu pun berkumpul di dalam kelas untuk
membicarakannya.
Vina
: Aduh.. Gimana nih? (sambil memegangi kepalanya) Padahal acaranya kan besok?!
Wini
: Kok Yolan bisa jadi sakit sih?
Vina
: Kata mamanya sih, dia langsung muntah-muntah waktu pulang latihan kemarin.
Panca:
Eh, kalian udah dengar belum? Si Putra nggak bisa tampil besok.
Wini
: Hah? Loh, kok bisa gitu?
Panca
: Katanya dia lagi di opname di rumah sakit hari ini.
Karis
w : Si Charis Z juga gak bisa ikut. Dia mendadak disuruh pulang sama bapaknya
di kampung. Mamanya sakit keras. Jadi dia gak mungkin nolak perintah bapaknya,
apalagi dia anak satu-satunya lagi..
Alex
: Apa? Charis Z juga nggak datang?
Mei
: Aduh.. Gimana ngomonginnya sama ibu ya? Dia pasti kecewa berat. Apalagi dia
udah latih kita setiap hari..
Eko
: Kita masih punya jalan keluar kok.
Vina
: Memangnya menurutmu apa?
Eko
: Ide ini sih gila, tapi ini terpaksa kawan. Gimana kalo kita minta tolong sama
teman-teman kita di kelas?
Wini
: Apa?? Iih.. Gak mungkin lah Eko. Kita nggak mesti minta bantuan mereka kok.
Cukup kita aja yang masih tersisa..
Alex
: Tapi.. Kalo Cuma kita aja, aku rasa nggak cukup. Kita semua kan udah dia atur
tempatnya. Jadi kalo kurang satu, kayaknya kurang bagus.
Vina
: Alex benar sih. Tapi, apa gak salah ya? Masak kita minta tolong sama mereka?
Nggak mungkin mereka bisa nolongin kita. Memangnya mereka bisa apa? Apa nggak
ada orang dari kelas lain ya?
Eko
: Gak bisa Vin. Kalau dari kelas lain, ibu Merry bakalan tahu kalau kita cari
pengganti tanpa sepengetahuannya. Sedangkan kita cuman berusaha biar ibu nggak
jadi repot kan. Cuman teman-teman di kelas kita aja yang bisa kita minta
tolongin sekarang.
Tiba-tiba,
anak-anak yang tidak ikut dalam pertunjukkan pun masuk ke dalam kelas dan
menuju kursi mereka masing-masing tanpa memperdulikan anak-anak yang sudah
datang sebelumnya.
Eko
: (mendekati meja alfon) Alfon.. Aku mau bilang sesuatu.
Alfon
: (menatap Eko dengan keheranan) Memangnya kamu mau ngomong apa?
Eko
: Aku... (menarik nafas) Aku mau minta maaf.
Alfon
: Hah? Aku gak ngerti maksudmu.
Eko
: Waktu itu, aku ngatain kamu “sok tahu”, maafin aku ya.. (menundukkan
kepalanya)
Vina
: Fera.. Aku juga mau ngomong sesuatu. Aku mau minta maaf soal hari itu. Aku
tahu, kamu kesal karena sikapku. Tapi aku juga nggak suka dibentak2 kayak gitu.
Mei
: Aku juga.. mau minta maaf sama Purna. Aku sadar kok, waktu itu omonganku
terlalu kasar samamu.
Purna : ehm.. Ada yang salah ya?
Moman
: Iya nih.. Kayaknya kita salah dengar.
Astry
: Aduh.. Apa kalian nggak capek cari-cari keributan sama kami di kelas? Jangan
buang2 tenaga kalian deh!
Sulastri
: Kalau mau nunjukkin kehebatan kalian dalam berakting, gak usahlah. Kami gak
butuh tau!
Alex
: Bukan, Sulas. Kami tulus kok. Kami sebenarnya mau minta maaf karena udah
memperlakukan kalian dengan kasar selama ini.
Fera
: Hah? Kalian bisa ngerti juga ya? Haha.. Nggak usah masang muka memelas gitu
deh!
Wini
: Fera! Kok kamu nanggepinnya kayak gitu sih? Kami beneran mau minta maaf tau!
Fera
: Maaf ya Wini. Kalau aku menyambutnya nggak sesuai harapan kalian. Kesalahan
kalian itu udah berdampak banyak di kelas ini tahu.
Wini
: Tapi, gak mesti gitu kali kan kau ngomongnya!
Sarry
: Wini, kalian itu yang mau minta maaf atau cari gara-gara sih?!
Panca
: Memangnya siapa sih yang cari gara2..? (dengan nada yang sedikit keras)
Nensi
: Udahlah kawan2.. Lebih baik cukup sampai disini semua pertengkaran yang sudah
terjadi selama ini di kelas kita. Sebenarnya aku sendiri juga sadar kok.. Kami
juga punya kesalahan sama kalian.
Alfon
: Yang dibilang si Nensi benar. Aku juga salah kok Eko.
Julya
: Hem.. Teman-teman.. Apa kalian nggak sadar?
Nensi
: Sadar tentang pa Len?
Julya
: Ini sepertinya, awal buat kita semua. Yah, awal buat jadi kompak lagi kurasa.
Atau gak mungkin lagi ya?
Purna
: Kompak? (memandang Mei yang masih tertunduk) Hem.. Aku rasa sih gitu.
(Tersenyum)
Moman
: menurutku sih, lebih baik kalau kita bisa baikan lagi.. Seperti dulu..
(memandang ke arah dinding kelas)
Astry
: Kayak dulu ya? Hem.. Aku juga ngerasa kita udah jauh beda dari kita yang
dulu.
Nensi
: Kok kita bisa jadi bertengkar dan saling memusuhi kayak gini ya?
Julya
: Iya juga ya.. Aku juga udah lupa bagaimana awalnya, tapi kurasa itu nggak
perlu diingat lagi. Gimana menurutmu Fer?
Fera
: Iya deh, aku juga mau minta maaf Vin. Aku juga terlalu kasar waktu itu. Tidak
seharusnya aku ngomong kayak gitu sama kamu.
Sulastri
: Hem.. Kekompakan adalah senjata kami.. (sambil memandangi tulisan di dinding)
Mei
: Kayaknya kertasnya perlu diganti kan?
Astri
: Iya, aku setuju..
Panca
: Ehm.. Tunggu dulu kawan2. Masih ada hal penting yang perlu kita bicarain.
Yolan, Charis Z, dan Putra nggak bisa tampil di pertunjukkan besok.
Julya
: Hah? Loh.. Kok bisa gitu?
Vina
: Iya Len.. Jadi kami mau minta tolong kalian buat ganti’in mereka. Ada yang
bersedia ya?
Fera
: Hahaha.. Semuanya mau kok..
Alfon
: Kami siap kok.. Terus kita latihannya kapan? Aku nggak mau malu-maluin kalau
tampil besok.
Panca
: Tapi.. Kita kan Cuma butuh 3 orang aja.
Sarry
: Tenang aja.. Kita semua bisa ikut kok. Memangnya kalian nggak tahu ya kalau
gak banyak-banyak gak bakalan rame.
Alex
: Semua juga tahu Sarry. Hahaha...
Astry
: Tapi, waktunya buat latihan cukup nggak ya? Kan kami nggak tahu apa-apa.
Eko
: Tenang aja. Kita nggak bakalan tahu kalo gak dijalani dulu. Lebih kita ke
aula sekarang buat latihan..
Semuanya pun mengikuti perintah Eko
dengan senang hati. Entah apa yang terjadi, tapi kesalahpahaman yang terjadi
begitu saja itu, hilang dengan begitu saja juga. Namun, dalam hati mereka juga
menyimpan rasa khawatir akan apa yang terjadi besok. Tapi, rasa takut itu
hilang begitu mereka bersama-sama menghadapinya.
Babak 4
Keesokan
harinya, tibalah saatnya untuk menampilkan segala latihan mereka. Namun, semuanya
terlihat tidak menjadi baik. Bahkan bertambah buruk bagi mereka.
Ibu
Merry : Eko! Dimana teman-temanmu yang lain? Mengapa kalian tidak mengatakan
kepada ibu kalau Yolan, Putra dan Charis Z tidak bisa tampil?
Eko
: Maafkan kami bu. Kami hanya tidak ingin ibu menjadi tambah repot dan mencoba
untuk mencari penggantinya sendiri.
Ibu
Merry : Apa?? Kalian sudah mencari penggantinya? Apa-apaan kalian ini? Kenapa
kalian tidak mengatakannya kepada ibu dulu. Kalian mau buat ibu menjadi malu
ya?
Kharis
w : Maafkan kami bu. Kami bermaksud untuk mengikutsertakan teman-teman kami
satu kelas.
Ibu
Merry : Apa?! Aduh... Trus dimana mereka? Kenapa masih belum datang?
Fera
: Maafkan kami bu. Tapi kami mohon, percayalah kepada kami bu. Kami akan
menampilkan yang terbaik.
Ibu
Merry : Hem.. Ibu sangat kesal kepada kalian karena bertindak seenaknya. Tapi
yang penting saat ini, kumpulkan teman2 kalian di sini. Persiapkanlah diri
kalian, kalian akan tampil di awal acara. Ibu pergi dulu, untuk mengatur dekor
ruangan.
Fera
: Baik, bu. Kami akan mempersiapkan diri.
Setelah ibu Merry pergi, anak-anak
pun merasa sangat tertekan. Mereka pun
berkumpul di ruangan belakang untuk mempersiapkan diri. Dalam hati mereka,
mereka menjadi ragu akan kemampuan masing-masing.
Nensi
: Huuft.. Aku merasa sangat gugup. (sambil meremas-remas jarinya)
Kharis
w : Tenanglah, kita pasti bisa kok.
Julya
: Tapi, tadi ibu sangat2 marah ya? Aduh..dia pasti sangat kesal sekali.
Sulastri
: Yah, mau bagaimana lagi. Kita harus bisa nunjukkin kalau kita juga bisa kok..
Vina
: Tentu. Kita pasti bisa, tetap semangat ya kawan2.
Semua
: Iya!!
Tiba-tiba, ibu Merry pun datang.
Ibu
Merry : Bagaimana anak-anak, apa kalian sudah siap? Walaupun latihan kalian
tidak banyak ibu harap kalian dapat tampil dengan baik.
Panca
: (datang dengan tergesa-gesa) Bu! Bu! Ada masalah bu!
Ibu
Merry : Ada apa Panca? Masalah apa?
Panca
: Bu, tadi kami mencoba untuk memutar kasetnya. Ternyata kasetnya macet bu.
(dengan wajah ketakutan)
Ibu
Merry : Apa?! Aduh bagaimana ini? Apa kalian tidak punya kopiannya?
Moman
: Tidak bu, kami tidak punya.
Ibu
Merry : Hehh..(menghembuskan nafas) Apa kalian memiliki ide yang lain? Ibu
bingung mau bagaimana lagi.
Fera
: Bagaimana kalau kita melakukannya tanpa musik yang sudah kita latih. Kita
akan membuatnya dengan musik lain ditambah dengan suara kita.
Mei
: Hm.. Apa masih sempat ya?
Eko
: Tenang kawan2.. Kita harus tetap kompak, supaya kekuatan kita menjadi satu
dan kita tidak akan takut. Ingat.. kekompakan adalah senjata kita..
Ibu
Merry : (dengan tersenyum) Baiklah anak-anak, ibu akan meminta agar kalian
jangan ditampilkan di awal acara. Persiapkanlah diri kalian dengan baik ya..
Semua
: Baik bu!
Beberapa jam telah berlalu, acara
demi acara pun berlangsung dengan baik. Akhirnya, tiba saatnya untuk anak-anak
naik ke atas panggung dan menampilkan pertunjukkan mereka.
Pembawa
acara : Inilah dia pertunjukkan dari kelas XI IPS 2, mari kita sambut dengan
tepuk tangan yang meriah!!
Sorak-sorai pun memenuhi aula,
seiring dengan langkah kaki mereka menuju ke panggung. Setelah sampai di atas
panggung, suasana pun menjadi hening. Lalu, mereka mengangkat tangan mereka ke
atas dan memetiknya sambil melangkah membentuk formasi. Lalu ada yang bernyanyi
dengan suara yang merdu. Tiba-tiba, terdengar musik cepat yang diikuti dengan
gerakan beberapa orang. Semua orang bertepuk tangan melihat pertunjukkan unik
yang mereka bawakan itu. Setelah itu mereka pun berkumpul di belakang panggung.
Ibu
Merry : Penampilan kalian sangat menarik anak-anak. Darimana kalian mendapat
ide seperti itu?
Purna
: Dari ibu...
Ibu
Merry : Hahaha.. Tapi yang terpenting kalian sudah melakukan yang terbaik.
Trimakasih ya anak-anak.
Semua
: Iya bu..
Nensi
: Heh.. Aku gak nyangka akan jadi seperti ini..
Vina
: Yah.. Kita menggunakan senjata kita dengan baik....
Semua
: Hahaha...:)
Selesai
:) :) :) :*
izin copas :)
ReplyDeleteIzin copas ya :) terima kasih
ReplyDelete